Course Content
Topik 1: Sejarah Lisan dan Tradisi Lisan
0/1
Topik 2: Ragam Wawancara
0/1
Topik 3: Sejarah Lisan dan Kisah Kehidupan
0/1
Topik 4: Konsep Narasumber
0/1
Aktivitas
0/1
Asesmen
0/1
Modul 1: Konsep Sejarah Lisan

Apa itu Sejarah Lisan?

Mari kita mulai dengan definisi awal mengenai sejarah lisan. Seringkali ketika kita membicarakan sejarah lisan, orang-orang dengan antusias mengatakan bahwa mereka menyukai cerita-cerita yang diwariskan dari generasi ke generasi tentang asal-usul suatu bangsa atau tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau. Mereka mengatakan bahwa ‘sejarah lisan’ merupakan tulang punggung dari identitas atau sejarah suatu bangsa, desa, atau keluarga.

Pernyataan tersebut memang benar; apa yang mereka maksud berkaitan erat dengan sejarah dan kelisanan, serta memiliki nilai yang sangat penting. Namun demikian, penting untuk membedakan antara jenis sejarah yang diwariskan secara turun-temurun (tradisi lisan) dengan apa yang saat ini kisa sebut sejarah lisan, sebagaimana dibahas dalam modul ini.

Jenis sejarah yang diwariskan dari generasi ke generasi dikenal sebagai tradisi lisan. Ini mencakup cerita-cerita tentang mitos, legenda asal-usul, serta sejarah suatu kelompok masyarakat dan bangsa. Tradisi lisan merupakan komponen penting dari memori kolektif yang dalam banyak kasus menggantikan sejarah tertulis, karena pada masa lalu masyarakat mengandalkan penyampaian lisan atau karena tidak memiliki kemampuan serta sarana untuk menciptakan sumber tertulis. Tradisi lisan yang diwariskan secara tutur ini juga berfungsi sebagai narasi tandingan terhadap sumber-sumber sejarah tertulis, yang kerap kali didominasi atau dimiliki oleh kelompok yang berkuasa.

Ketika dalam modul ini kita berbicara mengenai sejarah lisan, yang dimaksud adalah jenis sejarah yang dikonstruksi melalui wawancara dengan orang-orang yang menjadi saksi mata peristiwa sejarah, atau dengan individu yang kisah hidupnya ingin digunakan sebagai sumber sejarah. Sejarah lisan dalam konteks ini merupakan sejarah yang dibangun melalui interaksi langsung dengan para saksi, mengenai apa yang mereka saksikan, dengar, atau alami.